Pengertian Aqidah dan Tauhid. Aqidah Tauhid merupakan keterikatan seorang manusia kepada Allah SWT yang lahir dari perjanjian yang kokoh dan kuat, tidak main-main dan diazamkan, yang menuntut untuk dipenuhi, dipelihara dan hanya ditujukan kepada Allah sajalah, maka sumber ilmu aqidah harus berasal dari Allah, yaitu Al Quran.
1. Aqidah
Aqidah berasal dari kata bahasa Arab aqad, yang artinya perjanjian, bisa juga berarti ikatan.
2. Tauhid
Tauhid merupakan istilah Islam yang artinya ilmu yang menetapkan keyakinan-keyakinan yang diambil dari dalil-dalil yang meyakinkan, yaitu menunggalkan Allah sebagai Rabb (Pencipta dan Pengatur),Malik (Penguasa) dan Ilah yang disembah, ditaati dan dicintai serta membenarkan ke-Wahdaniyat-an(keesaan)-Nya dalam Dzat, Sifat dan Af'al. Lawan kata dari tauhid adalah syirik, yang artinya menyekutukan (menduakan, men-tigakan, dst) Allah sebagai Rabb,Malik dan Ilah atau menolak ke-Wahdaniyat-an-Nya dalam Dzat, Sifat dan Af'al.
Aqidah berasal dari kata bahasa Arab aqad, yang artinya perjanjian, bisa juga berarti ikatan.
2. Tauhid
Tauhid merupakan istilah Islam yang artinya ilmu yang menetapkan keyakinan-keyakinan yang diambil dari dalil-dalil yang meyakinkan, yaitu menunggalkan Allah sebagai Rabb (Pencipta dan Pengatur),Malik (Penguasa) dan Ilah yang disembah, ditaati dan dicintai serta membenarkan ke-Wahdaniyat-an(keesaan)-Nya dalam Dzat, Sifat dan Af'al. Lawan kata dari tauhid adalah syirik, yang artinya menyekutukan (menduakan, men-tigakan, dst) Allah sebagai Rabb,Malik dan Ilah atau menolak ke-Wahdaniyat-an-Nya dalam Dzat, Sifat dan Af'al.
Karena aqidah tauhid merupakan keterikatan seorang manusia kepada Allah SWT yang lahir dari perjanjian yang kokoh dan kuat, tidak main-main dan diazamkan, yang menuntut untuk dipenuhi, dipelihara dan hanya ditujukan kepada Allah sajalah, maka sumber ilmu aqidah harus berasal dari Allah, yaitu Al Quran. Dari ayat-ayat Al Quran lah kita bisa mengenal Allah dan apa konsekuensi seseorang yang beraqidah tauhid. Ilmu aqidah tidak boleh berasal dari filsafat, karena filsafat merupakan hasil pikiran (prasangka) manusia yang karena keterbatasan akal tidak akan mungkin mencapai kebenaran.
Mentauhidkan Allah dengan makna makrifat yang sebenarnya hendaklah merangkumi tiga perkara yaitu :
a. Tauhid Rububiyyah
Dari segi istilah syara, Tauhid Rububiyyah bermaksud mentauhidkan Allah pada mencipta alam, mengurus dan mentadbirkannya, memiliki, memelihara, menghidup, mematikan dan seterusnya, di mana terkandung di dalamnya juga beriman dengan qadar.
Tauhid ini sahaja tidaklah mencukupi dalam mencapai iman dan Islam, kerana Allah SWT menyatakan bahawa orang-orang musyrik juga mengakui tauhid ini. FirmanNya di dalam Surah Yunus ayat 10:
Katakanlah: Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi atau siapakah yang memliki penciptaan, pendengaran dan penglihatan? Siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan? Maka mereka akan menjawab: Allah! Maka katakanlah: Mengapa kamu tidak bertakwa kepadaNya?
b. Tauhid Uluhiyyah
Yaitu dengan ikhlas memberikan kepada Allah, dengan mahabbah (cinta) kepadaNya, khauf (takut) kepadaNya, raja (pengharapan), tawakal dan raghbah (keinginan) dan rahbah (kegerunan) hanya kepada Allah. Bahawa semua itu dibina dengan ibadat yang ikhlas zahir dan batinnya kepada dan kerana Allah. Tidak ada sekutu bagiNya, tidak dijadikan ibadat itu kepada selainNya. Seterusnya menerima segala hukum dengan yakin dan ridha.
c. Makna Lailaha Illallah
Laa ilaaha illallah adalah pondasi tauhid dan Islam, serta manhaj (pedoman) yang sempurna bagi kehidupan. Ia akan terealisasi dengan mempersembahkan setiap jenis ibadah hanya untuk Allah. Hal itu akan terwujud, apabila seorang muslim tunduk kepada Allah, memohon kepada-Nya, dan menjadikan syariat-Nya sebagai hukum, bukan yang lainnya.
Ibnu Rajab berkata, Al-Ilaah ialah Dzat yang ditaati dan tidak boleh untuk dimaksiati, dengan rasa pemuliaan, pengagungan, cinta, takut, pengharapan, tawakal, meminta, dan berdoa (memohon) kepada-Nya. Ini semua tidak selayaknya (diberikan) kecuali untuk Allah. Maka barangsiapa yang menisbatkan kepada makhluk dengan sesuatu perkara yang merupakan kekhususan-kekhususan Allah, maka hal itu akan merusak kemurnian ucapan Laa ilaaha illallah dan mengan-dung penghambaan diri terhadap makhluk tersebut sebatas perbuatannya itu.
Sesungguhnya kalimat Laa ilaaha illallah itu dapat bermanfaat bagi yang mengucapkannya, bila ia tidak membatalkannya dengan suatu kesyirikan, sebagaimana wudhu yang bisa dibatalkan dengan hadats.
Semoga postingan tentang Pengertian Aqidah dan Tauhid dapat membantu anda dalam menyelesaikan tugas kuliah anda maupun tugas sekolah anda.
Semoga postingan tentang Pengertian Aqidah dan Tauhid dapat membantu anda dalam menyelesaikan tugas kuliah anda maupun tugas sekolah anda.
Anda baru saja membaca artikel di Menara Ilmu berkategori Agama
dengan judul Pengertian Aqidah dan Tauhid . Anda bisa sebarkan artikel ini dengan URL http://menarailmuku.blogspot.com/2012/09/aqidah-dan-tauhid.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown -