Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi. Menurut WHO (World Health Organization) keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan atau mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval di antara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto H, 2004, hal.26).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan baik yang bersifat sementara maupun yang bersifat permanen/menetap yang dapat dilakukan secara mekanis menggunakan alat, tanpa menggunakan alat atau dengan operasi (Wiknjosastro H, 1999, Cetakan Kelima, hal.905).
Tujuan pokok pelayanan kontrasepsi adalah menurunkan angka kelahiran yang bermakna dengan menunda, menjarangkan dan menghentikan kehamilan (Hartanto H, hal.30).
Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya sama yaitu mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma dan menghalangi pertemuan sel telur dan sel sperma.
1. Macam-macam Kontrasepsi
a. Metode Sederhana
1) Kondom adalah bahan karet (lateks), polyuretan (plastik), atau bahan sejenis yang kuat, tipis dan elastis. Benda tersebut ditarik menutupi penis yang sedang ereksi untuk menangkap semen selama ejakulasi dan mencegah penularan HIV dan mengurangi resiko penyakit menular seksual. Cara kerjanya menghalangi terjadinya sperma di ujung selubung karet yang dipasang penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan (Saifuddin A.B, 2003 hal. Mk-16 dan Varney, H. 2006 hal. 435).
a. Metode Sederhana
1) Kondom adalah bahan karet (lateks), polyuretan (plastik), atau bahan sejenis yang kuat, tipis dan elastis. Benda tersebut ditarik menutupi penis yang sedang ereksi untuk menangkap semen selama ejakulasi dan mencegah penularan HIV dan mengurangi resiko penyakit menular seksual. Cara kerjanya menghalangi terjadinya sperma di ujung selubung karet yang dipasang penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan (Saifuddin A.B, 2003 hal. Mk-16 dan Varney, H. 2006 hal. 435).
2) Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, tersebut bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang diinersikan kedalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. Cara kerjanya menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba fallopii) dan sebagai alat tempat spermizida (Saifuddin AB, 2003, hal Mk-201).
Diafragma adalah karet lateks berbentuk kubah yang diinsersi kedalam vagina. Ketubuh ini menutupi serviks, yang berfungsi sebagai sawar sperma sehingga membantu mencegah kehamilan (Varney,H..2006 hal 79).
3) Spermisida adalah zat kimia yang dapat melumpuhkan sampai mematikan spermatozoa yang digunakan menjelang hubungan seks (Manuaba, IBG, 1998, hal 440).
4) Senggama terputus (coitus interruptus) adalah penarikan penis dan vagina sebelum terjadi ejakulasi dengan demikian semen (air mani) sengaja ditumpuhkan diluar senggama untuk mencegah sel mani memasuki arena fertilisasi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa refkejs ejakulasi datangnya dapat disadari oleh sebagian pria (Mochtar R, 1998 hal. 259).
5) Pantang berkala adalah tidak melakukan persetubuhan pada masa subur istri. Untuk menentukan masa subur istri ipakai 3 patokan yaitu ;
a. Ovulasi terjadi 14 + 2 hari sebelum haid yang akan datang.
b. Sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi.
c. Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi. (Winkjosastro H, 2006, hal 906).
b. Metode Modern
1) Hormonal
a) Pil KB
(1) Pil kombinasi merupakan jenis kontrasepsi hormonal yang pertama kali dikembangkan nama pil tersebut di ambil dari fakta bahwa setiap pil mengandung suatu kombinasi estrogen dan progestin. (Varney. H, 2006, hal 463)
Saat ini tersedia variasi kombinasi pil yang terdiri dari :
(a) Monofasik jumlah dan tipe estrogen dan progestin yang dimakan sama setiap hari selama 20 atau 21 hari, di ikuti dengan tidak meminum obat hormonal selama 7 hari.
(b) Bifasik : Dosis dan jenis progestin tetap sama, tetapi kadar progestin berubah diantara minggu pertama dan minggu ke dua pada siklus 21 hari dengan tidak minum obat hormonal selama tujuh hari.
(c) Trifasik jenis estrogen tetap sama, tetapi tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin kadarnya tetap konstan atau dapat berubah dengan 3 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa sesuai kadar progestin tetap sama, tetapi memiliki hormon aktif, tiga kadar yang berbeda selama siklus pil 21 hari yang diikuti dengan tidak meminum obat hormonal selama 7 hari obat.
(2) Pil mini (low dose continuous progesterone) adalah pil kontrasepsi yang hanya terdiri dari progesterone saja dalam dosis yang rendah (0,5 mg atau kurang) dan diberikan secara terus menerus setiap hari tanpa berhenti.
b) Suntikan KB
(1) Depo Provera yang mengandung medroxy progesteron asetat 3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) ``diberikan setiap 3 bulan (12 minggu).
(2) Cyclofem yang mengandung 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat diberikan setiap bulan.
(3) Noristeran (200 mg) yang merupakan derivate tetosteron diberikan setiap 2 bulan (8 minggu).
(Varney. H, 2006, hal 481)
c) Susuk KB
Sebagian besar masalah yang berkaitan dengan pencabutan disebabkan oleh pemasangan tidak tepat, oleh karena itu hanya petugas klinik yang terlatih (dokter, bidan, dan perawat) yang diperbolehkan memasang maupun mencabut implan. Untuk mengurangi masalah yang timbull setelah pemasangan, semua tahap proses pemasangan harus dilakukan secara hati-hati dan lembut dengan menggunakan upaya pencengahan infeksi yang dianjurkan. Di Indonesia dikenal beberapa jenis implant yaitu Norplant, Implanon, Indoplanon, Sinoplanon, Jadena (Saifuddin AB,2003,hal.Pk.14)
2) AKDR (Intra Uteri Devices)
AKDR bekerja terutama mencengah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi. Memungkinkan untu8k mencengah implantasi telur dalam uterus (Saifuddin AB.2003,hal.M.K.73)
c. Metode Mantap
1) Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan secara permanen. Dengan mengoklusi tuba fallopi mengikat dan memotong atau memasang cincin sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum (Saifuddin A.B, 2003, hal. Mk. 78).
a) Teknik Irving (Hartanto H, 2004, hal. 271-274).
(1) Tuba fallopi diikat pada 2 tempat dengan benang yang dapat diserap kemudian dibagi diantara kedua ikatan.
(2) Ujung/puntung proximal ditanamkan kedalam myometerium uterus.
(3) Ujung/puntung distal ditanamkan kedalam mesosalpinx.
b) Teknik madlener
(1) Bagian tengah tuba fallopi diangkat sehingga membentuk suatu loop.
(2) Dasar dan loop dijepit dengan klem kemudian diikat dengan benang yang tidak diserap.
c) Teknik Pomeroy
(1) Bagian tengah tuba fallopi dijepit dengan klem lalu diangkat sehingga membentuk suatu loop.
(2)Dasar dan loop diikat dengan benang yang dapat diserap.
(3)Bagian loop diatas ikatan dipotong.
d) Teknik Parkland
(1) Suatu segmen kecil dan tuba fallopi dipisahkan dan mesosalpinx.
(2) Masing-masing ujung dan segmen tersebut diikat dengan benang chromic kemudian dipotong diantara kedua ikatan dan segmen tuba fallopi dibuang.
e)Teknik fimbriektomi kroener.
Bagian 1/3 distal dan tuba fallopi) diikat dengan dua ikatan benang silk dan ujung fimbriae di eksisi.
(1) Tehnik ml sangat efektif sebagai prosedur interval.
(2) Pada tehnik ini tidak didapatkan gangguan suplai darah ovarium.
d. Vasectomy
Adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan melakukan kolusi vasa deferensial sehingga air transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi (Saifuddin A.B 2003, hal Mk.82).
Anda baru saja membaca artikel di Menara Ilmu berkategori Kesehatan
dengan judul Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi. Anda bisa sebarkan artikel ini dengan URL http://menarailmuku.blogspot.com/2013/06/tinjauan-umum-tentang-kontrasepsi.html. Terima kasih!
Ditulis oleh:
Unknown -
Belum ada komentar untuk "Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi"
Post a Comment